Selasa, 20 Oktober 2015

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN DHF (Dengue High Fever)

A.   Konsep Medis
1.    Definisi
a.    Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (Soedarmo Sumarno, 2005).
b.    Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes. (Hasan Rusepno, 2007).
c.    Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. (Hidayat A. Aziz Alimul, 2008).
2.    Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue  adalah virus Dengue. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup B arthropediborne viruses  (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.(Nursalam Susilaningrum, 2005).
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu:
a.    Aedes Aegypti
1)   Paling sering ditemukan
2)   Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah.
3)   Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih.
4)   Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
5)   Jarak terbang 100  meter
b.    Aedes Albopictus
1)   Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti pohon pisang, pandan kaleng bekas.
2)   Menggigit pada waktu siang hari
3)   Jarak terbang 50 meter.
    (Rampengan T H, 2007)

3.    Klasifikasi
a.    Derajat I        :      Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif, trombositopenia, dan hemokosentrasi.
b.    Derajat II      :      Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain
c.    Derajat III     :      Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
d.   Derajat IV     :      Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
4.    Manifestasi klinis
a.    Demam tinggi selam 5-7 hari
b.    Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma.
c.    Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.
d.   Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi
e.    Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hati
f.      Sakit kepala
g.    Pembengkakan sekitar mata
h.    Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
i.      Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah). (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
5.    Patofisiologi
a.    Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
b.    Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi  (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
c.    Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi secara akut.
d.   Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF
1.    Diagnostik test
a.    Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia (100.000/mmatau kurang)
b.    Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)
c.    Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
2.    Komplikasi
a.    Ensefalopati dengue
b.    Kelainan ginjal
c.    Udem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).
3.    Pengobatan dan Pencegahan
a.    Pengobatan
Penatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan pada derajat I hingga derajat IV.  
Derajat I dan II
1)   Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg BB/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama diberikan oralit, air buah atau susu secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam antara lain sebagai berikut :
a)    100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg
b)   75  ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kg
c)    60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kg
d)   50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg

2)   Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder
3)   Pemberian antipieritika untuk menurunkan panas.
4)   Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah 15 cc/kg BB/hari.
Derajat III
1)   Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam, apabila ada perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam, jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan jumlah cairan berdasarkan kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk.
2)   Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan selanjutnya.
3)   Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun dan dibawah 80 mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan diatas
Derajat IV
1)   Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30 ml/kgBB/jam, apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL sebanyak 10 ml/kgBB/jam.
2)   Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20 ml/kgBB/jam selam 1 jam,
3)   Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20 ml/kgBB/jam,
4)   Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam diulangi maksimun 30 ml/kgBB/24jam.
5)   Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan maka konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang central vaskuler pressure atau CVP. (Hidayat A Aziz Alimul, 2008).                  
b.    Pencegahan
1)    Ada 3 cara pemberantasan vector
a)    Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis butul-butul memenuhi kriteria
b)   Abatisasi
Dilaksanakan di desa/ kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat-tempat umum.


c)    Tanpa inteksida
       Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan    cara 3M:
-       Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat penampungan air bersih.
-       Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
-       Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas, lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.
2)    Penyuluhan (Health Education)
Perawat dapat melakukan penyuluhan atau Health Education tentang cara pencegahan vektor efektif. Penyuluhan dapat dilakukan pada orang tua murid di sekolah-sekolah, di posyandu, yaitu di dalam rumah hendaknya selalu terang, tidak menggantungkan pakaian yang bekas dipakai terutama di kamar tidur karena nyamuk akan senang hinggap pada pakaian yang bekas dipakai yang sudah bau keringat. BAK kamar mandi atau jambangan bunga yang ada di dalam bunga agar sering dibersihkan dan diganti airnya setiap 2 hari sekali membenahi atau menata halaman supaya tidak ada tempat yang terisi air, seperti pecahan botol, tempurung kelapa, kaleng bekas atau benda-benda yang dapat menampung air. Dedaunan kering yang sudah menumpuk hendaknya disapu bersih. Selain itu juga air tidak tertampung, mengelola sampah sesuai situasi dan kondisi setempat, apakah dibakar atau diangkat oleh mobil sampah untuk dibuang ke TPA sehingga nyamuk tidak berkembang biak. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).

4.         Prognosis
Bila tidak terjadi renjatan dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis menjadi buruk. (Rampengan T.H, 2007).

A.   Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Asuhan keperawawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. (kusnanto, 2004).
Tahap–tahap proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan, atau membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan pasien pasien atau keluarga dapat dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Tarwoto wartonah, 2006).
1.    Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : Pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan dalam format yang dapat dibuka kembali. (Tarwoto wartonah, 2006)
Pengkajian pada anak dengan Penyakit infeksi  Demam Berdarah Dengue Menurut Nursalam 2005 adalah :
a.    Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b.    Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah. 
c.    Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis. 

d.   Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.
e.    Riwayat  imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
f.     Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
g.    Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).
h.    Pola kebiasaan
1)   Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang, napsu makan menurun.
2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena.
3)   Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering terjadi hematuria.
4)   Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
5)   Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes Aegypti.
6)   Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
i.      Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut:
1)   Grade I    : kesadaran komposmentis, keadaan umum  lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
2)   Grade II   : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur.
3)   Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
4)   Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
j.      Sistem integumen
1)   Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan
muncul keringat dingin, dan lembab.
2)   Kuku sianosis/tidak
3)   Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut  didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).
4)   Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
5)   Abdomen
Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites.
6)   Ekstremitas.
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.

2.    Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Tarwoto wartonah,2006)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi   Demam Berdarah Dengue  tergantung pada data yang ditemukan.
Menurut Nursalam 2005 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a.    Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
b.    Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
c.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
d.   Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
e.    Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
f.     Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
g.    Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.


3.    Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah kesehatan aktual dan resiko (Nursalam, 2001).
Rencana keperawatan Pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut Nursalam 2005, Wong Dona L 2003 dan Doenges, Marilynn, E. dkk, 1999. adalah :
a.    Diagnosa keperawatan 1
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
Tujuan             :    Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Kriteria hasil   :    Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Intervensi Keperawatan
1)   Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernapasan setiap 3 jam atau sering lagi.
Rasional     :    Suhu 38,9-41,1oc menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis.
2)   Berikan penjelasan mengenai penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
Rasional     :    Untuk memberikan pengetahuan pemahaman tentang penyebab dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar.
3)   Berikan penjelasan kepada keluarga  tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam.
Rasional     :    Perubahan dapat lebih tampak oleh orang terdekat, meskipun adanya perubahan dapat dilihat oleh orang lain yang jarang kontak dengan pasien.
4)   Catatlah asupan dan keluaran cairan.
Rasional     :    Untuk mengetahui keseimbangan cairan baik intake maupun output.
5)   Anjurkan anak  untuk banyak minum paling tidak ± 2,5 liter tiap 24 jam dan jelaskan manfaat bagi anak.
Rasional     :    Untuk mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat, selain itu dimaksudkan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
6)   Berikan kompres dingin pada daerah axila dan lipatan paha.
Rasional     :    kompres air dingin dapat memberikan efek vasodilatasi pembululuh darah.
7)   Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal.
Rasional     :    Untuk memudahkan dalam proses penguapan.
8)   Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter.
Rasional     :    Pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai preparat yang di formulasikan untuk penurunan panas.
b.    Diagnosa Keperawatan 2
Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
Tujuan             :    Nyeri berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil   :    Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri
Intervensi keperawatan.
1)   Kaji tingkat nyeri yang dialami anak dengan menggunakan skala nyeri (0-10). Biarkan anak memutuskan tingkat nyeri yang dialami. Tipe nyeri yang dialami dan respons anak terhadap nyeri.
Rasional     :    Mengindikasi kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan resolusi komplikasi.
2)   Atur posisi yang nyaman dan usahakan situasi yang tenang.
Rasional     :    Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat mengurangi rasa nyeri atau mengurangi stimulus nyeri.
3)   Ciptakan suasana yang gembira pada anak, alihkan perhatian anak dari rasa nyeri (libatkan keluarga) misalnya: membaca buku, mendengar musik, dan menonton TV.
Rasional     :    Untuk mengurangi rasa nyeri pada anak.
4)   Berikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan teman-temannya atau orang terdekat.
Rasional     : Dapat menguragi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit.
5)   Berikan obat-obat analgetik (kolaborasi dengan dokter).
Rasional     :    Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman.
c.    Diagnosa Keperawatan 3
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
Tujuan             :    Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil   :    Anak mengkonsumsi jumlah makanan yang adekuat.
Intervensi keperawatan
1)   Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh anak.
Rasional     :    Untuk memberikan  nutrisi yang optimal meskipun kehilangan napsu makan serta memotivasi anak agar mau makan.
2)   Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim, serta dihidangkan selagi masih hangat
Rasional`    :    Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja lambung untuk mencerna makanan dan menghindari rasa mual.
3)   Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering.
Rasional     :    karena porsi biasanya ditoleransi dengan lebih baik.
4)   Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala yang sama.
Rasional     :    Untuk membantu status nutrisi.
5)   Mempertahankan kebersihan mulut pasien
Rasional     :    Untuk merangsang napsu makan.
6)   Mempertahankan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.
Rasional     :    Untuk menghindari intoleransi makanan.
7)   Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/ nutrisi bagi anak terutama saat sakit.
Rasional     :    Makanan merupakan penambahan tenaga bagi orang sakit.
8)   Catatlah jumlah/porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
Rasional     :    Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan penentuan dalam pemberian diet dan selanjutnya.
b.    Diagnosa Keperawatan 4
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan             :    tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil   :    Jumlah trombosit dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan
1)   Monitor penurunan trombosit yang di sertai dengan tanda klinis
Rasional     :    Untuk mengetahui perkembangan penyakit apabila terjadi perdarahan bawah kulit.
2)   Monitor jumlah trombosit setiap hari
Rasional     :    Mengetahui nilai batas normal dan perkembangan penyakit.
3)   Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada pada anak.
Rasional     :    Penjelasan yang akurat tentang trombositopenia merupakan faktor penyebab terjadinya syok apabila terjadi penurunan trombosit yang hebat.
4)   Anjurkan anak untuk banyak istirahat
Rasional     :    Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam proses penyembuhan.
c.    Diagnosa Keperawatan 5
Tujuan             :    Anak menunjukkan terpenuhinya tanda-tanda kebutuhan cairan.
Kriteria hasil   :    -    Anak mendapatkan cairan yang cukup
-         Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat yang dibutuhkan dengan tanda-tanda vital dan turgor kulit yang normal, membran mukosa lembab.
Intervensi keperawatan.
1)   Monitor keadaan umum pasien
Rasional     :    Untuk mengetahui perkembangan penyakit.
2)   Observasi tanda-tanda vital setiap 2-3  jam.
Rasional     :    Untuk meningkatkan hidrasi dan mencegah dehidrasi.
3)   Perhatikan keluhan pasien seperti mata kunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin dan sesak napas.
Rasional     :    Untuk mengetahui perubahan yang terjadi bila adanya kekurangan cairan sehingga mendapatkan perawatan lebih baik.
4)   Mengobservasi dan mencatat intake dan output.
Rasional     :    Untuk menentukan status hidrasi
5)   Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Rasional     : Menentukan adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
6)   Monitor nilai laboratorium : elektrolit darah, serum albumin.
Rasional     :    Menentukan adanya ketidakseimbangannya cairan dan elektrolit.
7)   Mempertahankan intake dan output yang adekuat.
Rasional     :    Pemenuhan kebutuhan cairan menurunkan resiko dehidrasi.
8)   Monitor dan mencatat berat badan.
Rasional     :    merupakan indikator cairan dan nutrisi.
9)   Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter)
Rasional     :    Pemberian infus dimaksudkan untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma.

d.      Diagnosa Keperawatan 6
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Tujuan             :    Anak mendapat istirahat yang adekuat
Kriteria hasil   :    - Anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan.
-       Kebutuhan istirahat anak terpenuhi.
Intervensi keperawatan
1)   Bantulah anak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti: mandi, makan dan eliminasi, sesuai dengan tingkat keterbatasan anak.
Rasional     :    Melindungi anak dari cedera selama melakukan aktivitas dan memungkinkan penghematan energi atau kelemahan tubuh.
2)   Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak
Rasional     :    Bantuan keluarga membuat anak merasa aman secara moril dan fisik serta membantu perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien.  
3)   Dekatkan dan siapkan alat-alat yang dibutuhkan di dekat anak
Rasional     :    Memudahkan pasien dapat mengambil keperluannya.
e.       Diagnosa Keperawatan  7
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
Tujuan             :    Keluarga menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal koping yang adatif.
Kriteria hasil   :    - Keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan terapinya
-   Keluarga menunjukkan perilaku koping positif terhadap anak.
Intervensi keperawatan
4)   Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress.
Rasional     :    Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian dan untuk menguatkan pemahaman keluarga.
5)   Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga.
Rasional     :    Agar keluarga mendapat dukungan yang di butuhkan sehingga kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dapat dimaksimalkan.
6)   Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan.
Rasional     :    Untuk memberikan dukungan dan ketenangan sesuai kebutuhan.
7)   Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat anak atau keluarga menjadi lebih baik atau dan jika memungkinkan memberikan apa yang diminta oleh kelurga.
Rasional     :    Untuk memberikan perawatan yang optimal terhadap intervensi lanjut.
8)   Memenuhi kebutuhan dasar anak; jika anak sangat tergantung dalam melakukan aktivitas sehari-hari, ijinkan hal ini terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian secara bertahap meningkatkan kemandirian anak dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Rasional     :    Untuk memberikan dukungan sehingga kemampuan  anak untuk melakukan koping dapat di maksimalkan serta menurunkan resiko cedera.           
4.    Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana-rencana perawatan. (Tarwoto Wartonah, 2006).
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi:
a.       Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lain.
b.      Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
c.       Dependen, tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan.(Kusnanto, 2004).
5.   Evaluasi Keperawatan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Langkah-langkah evaluasi :
a.         Daftar tujuan-tujuan pasien.
b.         Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.
c.         Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.
d.        Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. (Tarwoto Wartonah, 2006).
 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
A.  Pengkajian
1.    Identitas Klien
Nama                                           :    T.S
Umur                                           :    12 Tahun
TTL                                             :    Tondano 3 oktober 1999
Jenis kelamin                               :    Perempuan
Agama                                         :    Kristen Protestan
Alamat                                        :    Tondano Roong ling I
Suku/ Bangsa                              :    Minahasa/ Indonesia
Anak Ke                                      :    Satu
Tanggal MRS                              :    Kamis, 06-Mei-2010, Jam 10:14 Wita
Tanggal Pengkajian                     :    Jumat, 07-Mei-2010, Jam 14.00 Wita
Ruangan                                      :    Debora, kamar 2, bed 2
No RM                                        :    6424
No Reg                                        :    502233
Diagnosa Medik                          :    Demam Berdarah Dengue
2.    Identitas Orang Tua
Nama Ayah                                 :    Tn M.S
Umur                                           :    37 Tahun
Pendidikan                                  :    Sarjana Strata I
Pekerjaan                                     :    Swasta
Alamat                                        :    Tondano Roong I
Agama                                         :    Kristen Protestan
Suku/ Bangsa                              :    Minahasa/ Indonesia
Nama Ibu                                    :    Ny M.P
Umur                                           :    32 Tahun
Pendidikan                                  :    SMA
Pekerjaan                                     :    Wiraswasta
3.    Identitas  Saudara Kandung
No
Nama
Usia
Hubungan
Status Kesehatan
1
F.S
5 Tahun
Adik
Sehat
4.    Riwayat Kesehatan
a.    Keluhan Utama                      :    Panas
b.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 4 hari yang lalu tanggal 02-05-2010 sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh panas, batuk-batuk, sakit kepala. Klien diberi minum obat parasetamol, panas turun tapi tak lama kemudian naik lagi sampai sampai 40 0C. tanggal 06-05-2010 keluarga membawa klien ke UGD RSU Bethesda GMIM Tomohon untuk mendapatkan perawatan. Dan dokter menganjurkan untuk rawat inap di ruangan Debora. Saat pengkajian tanggal 07-05-2010 jam 14.00 klien mengatakan badan masih terasa panas dengan suhu tubuh 380C dan telah mendapat perawatan selama 1 hari. Klien  mengatakan terdapat bintik-bintik merah ditangan dan kaki, napsu makan menurun ada mual dan muntah 2x, klien tampak lemah,
c.    Riwayat Kesehatan Lalu
Sebelumnya Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang dan tidak pernah dirawat  di rumah sakit.        
d.   Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarga hanya klien yang mengalami sakit seperti ini.
e.    Kondisi Lingkungan
Klien tinggal bersama orang tua dan adik klien, tempat tersebut beratap genteng, dinding beton, lantai flur, terdiri dari 4 kamar klien dan adik klien tidur dalam satu kamar, WC dan kamar mandi berada di dalam rumah, sumber air minum air mineral isi ulang, penerangan listrik dan penanganan sampah di kumpul lalu di buang di tong sampah. Jenis rumah petak dan berdekatan dengan rumah tetangga.


f.     Riwayat Psikososial
Hubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul, akrab dengan teman-teman sebaya khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan lingkungan sekitar termasuk tim medis baik, jika klien marah klien mengekspresikan perasaan dengan menangis atau mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien mengekspresikan perasaan dengan tertawa.
g.    Riwayat Spritual
Klien menganut agama Kristen protestan. Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari minggu, dan kegiatan-kegiatan ibadah anak lainnya. Klien juga diajar orang tua untuk selalu berdoa sebelum makan, sebelum tidur dan bangun tidur.
h.    Reaksi Hospitalisasi
1)   Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Pada saat pengkajian   klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan karena apabila sakit sudah tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti hari-hari biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dalam proses penyembuhan.
2)   Pemahaman Orang tua tentang sakit dan rawat inap
Pada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan yang mencemaskan bagi setiap Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua merasa terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya, tampak gelisah dan mondar-mandir diruangan karena pertama kali anaknya dirawat di rumah sakit
5.    Aktivitas Hidup Sehari-hari
a.    Nutrisi
Sebelum sakit             :    Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan dihabiskan. Tidak ada pantangan atau alergi dalam makanan.
Saat di kaji                 :    Porsi  makan tidak dihabiskan  (hanya 5-6 sendok makan).Klien makan 3x sehari, jenis makanan; bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah 2x
b.    Cairan
Sebelum sakit             :    Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang.
Saat dikaji                  :    Minum 10 gelas/ hari
                                 Jenis air putih, dan dianjurkan ditambah minum jus buah           
c.    Eliminasi
Sebelum sakit             :    BAB 1-2x/hari
                                 Konsistensi lembek
                                 Warna coklat
                                 BAK 4-5/hari
                                 Warna kuning jernih
Saat  dikaji                 :    Klien belum BAB
                                 BAK 6-7x/hari
                                 Warna kuning jernih                    
d.   Istirahat/tidur
Sebelum sakit             :    Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena bermain
                                 Tidur malan 8-9 jam/hari
Saat dikaji                  :    Tidur siang 1 jam/hari
                                 Tidur malam 10 jam/hari
e.    Personal hygiene
Sebelum sakit             :    Mandi 2x/hari, memakai sabun mandi, cuci rambut memakai shampoo, menggosok gigi 2x/hari dengan sikat dan pasta gigi
Saat dikaji                  :    Klien hanya dimandikan dengan menggunakan waslap setiap pagi.
f.     Aktivitas
Sebelum sakit             :    Aktivitas klien ke sekolah dan bermain dengan teman sebaya klien di rumah setelah pulang sekolah
Saat dikaji                  :    Klien tidak beraktivitas, klien hanya beristirahat karena sakit.
6.    Pemeriksaaan Fisik
a.    Keadaan umum
Klien tampak lemah, klien berpakaian sesuai dengan usia, bersih
b.    Kesadaran
Composmentis
c.    Tanda-Tanda vital
TD              :    110/70 mmHg
N                :    92 x/m
R                :    22x/m
Sb               :    38 0C
d.   Antropometri
TB                         :   135 cm
BB sebelum sakit  :   28 kg
BB saat sakit         :   25 kg
7.    Pemerikasaan Head to toe
a.    Kepala
Inspeksi      :         Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit kepala,
Palpasi        :         tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
b.    Mata
Inspeksi      :         Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus.
Palpasi        :         Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
c.    Hidung
Inspeksi      :         Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan.
Palpasi        :         Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya polip
d.   Telinga
Inspeksi      :         Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.
Palpasi        :         Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

e.    Mulut
Inspeksi      :         Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak ada perdarahan.
f.      Leher
 Inspeksi     :         Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroid
Palpasi        :         Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
g.    Dada
Inspeksi      :         Pergerakan dada simetris.
Palpasi        :         Tidak ada nyeri tekan
Auskulatasi :        Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau ronchi
Perkusi       :         Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung.
h.    Abdomen
Inspeksi      :         Perut datar , tidak ada asites,
Palpasi        :         Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi :         Terdengar peristaltic usus
Perkusi       :         Bunyi timpani.
i.      Ekstremitas atas
Inspeksi      :         Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik, kekuatan otot 5
Palpasi        :         Tidak ada adema, akral teraba panas.
j.       Ekstemitas bawah
                            Inspeksi     :         Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik, kekuatan otot 5
               Palpasi       :         Tidak ada adema, akral teraba panas
k.    Genetalia
Inspeksi      :         bersih
l.      Anus                                    
Inspeksi      :         Tidak ada haemoroid
m.  Kulit
Inspeksi      :         Warna kuning langsat, terdapat bintik-bintik merah,
Palpasi        :         Turgor kulit baik, teraba panas.
8.    Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 06-05-2010                                                   Nilai Normal pada anak
LED 10                                                                              0 -20
Hemoglobin 15,3 gr/dl                                        11,0-14,8 gr/dl
Leukosit 1000/dl                                                             6000-12.000/dl
Hematokrit 44 %                                                             34-45%
Trombosit 88.000/dl                                                        150.000-450.000/dl
                Tanggal 07-05-2010 jam 05.30
                 Hemoglobin 15.7gr/dl
          Hematokrit 45 %
          Leukosit 1000/dl
          Trombosit 73.000/dl
9.    Terapi Medis
RL 30 tts/mnt
Sanmol 3 x ¾ tab
Cefarox 2 x 100 mg
Ocuson 3 x ¾ tab
Starmuno 2 x 1  
Trolit 5 sact/hari
10.     Pengelompokkan Data
Data subjektif
a.    Klien  mengatakan badan terasa panas
b.    Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x.
c.    Klien  mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
d.   Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
Data Objektif
a.    Klien  tampak lemah
b.    Sb 380C, N 92x/m
c.    Akral teraba panas
d.   Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)
e.    BB sekarang 25 kg
f.     Bibir  tampak kering
g.    Tampak bintik merah di kulit
h.    Trombosit 73.000/dl
i.       Leukosit 1000/dl
j.      Orang tua gelisah, mondar-mandir diruangan.

11.     Tabel 1 Analisa Data
NO
DATA
PENYEBAB
MASALAH
1.
DS :
-       Klien  mengatakan badan terasa panas
DO :
-       Klien tampak lemah
-       Sb 380C, N 92x/m
-       Akral teraba panas
Virus Dengue (arbovirus)

Melalui gigitan nyamuk

Masuk kedalam tubuh

Re infection oleh virus dengue dengan serotip berbeda


Berekasi dengan antibody

Meninbulkan respon peradangan

Hipertemi
2
DS :
-       Klien  mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x
DO :
-       Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)
-       BB sekarang 25 kg
-       Bibir  tampak kering
Menimbulkan respon peradangan


Menstimulasi medulla vomiting center


Mual dan muntah


Intake nutrisi kurang
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3
Faktor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut:
-      Klien  mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
-        Tampak bintik merah di kulit
-       Trombosit 73.000/dl
-       Leukosit 1000/dl

Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi darah


Pengaktifan system complement dan dilepaskannya anvilaktosin C3a dan C5a


Lepaskan histamine yang besifat vasoaktif




Permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat


Kebocoran plasma di intertisium


Penurunan jumlah cairan intravaskuler


Trombositopenia

Potensial terjadi perdarahan



























4
DS :
-    Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
DO :
-       Orang tua gelisah dan mondar-mandir diruangan.
Perubahan status kesehatan anak


Anak harus dihospitalisai


Timbul kekwatiran orang tua terhadap penyakit anak



Perubahan peran keluarga


B.     Diagnosa Keperawatan
1.    Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan
DS :
-       Klien mengatakan badan terasa panas
DO :
-       Klien tampak lemah
-       Sb 380C, N 92x/m
-       Akral teraba panas
2.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan
DS :
-       Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x
DO :
-       Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)
-       BB sekarang 25 kg
-       Bibir  tampak kering

3.    Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut:
-       Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
-       Tampak bintik merah di kulit
-       Trombosit 73.000/dl
-       Leukosit 1000/dl
-       Terpasang IVFD RL 30 tts di tangan kiri.
4.    Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai dengan
DS :
-       Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
DO :
-       Orang tua gelisah, dan mondar-mandir diruangan.


C.  Tabel 2 Perencanaan Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK T.S DENGAN PENYAKIT INFEKSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI PAVILIUN DEBORA RSU BETHESDA GMIM TOMOHON
Nama              :    T.S
Umur               :    12 Tahun
Jenis kelamin   :    Perempuan                                                                                                        Paviliun      :    Debora

No
Hari/ Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Implementasi
 Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Tujuan /Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1
Jumat
07/05/2010
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan
DS :
-         Klien mengatakan badan terasa panas
DO :
-       Klien tampak lemah
-       Sb 380C, N 92x/m
-       Akral teraba panas

Anak menunjukan tanda-tanda vital dalam batas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan criteria hasil :
-         Badan tak terasa panas
-         Suhu dan nadi dalam batas normal 36,50c-37,20c dan 50-90 x/m

1.     Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
2.     Berikan kompres air hangat
3.     Anjurkan orang tua untuk memberikan air banyak  paling tidak  ± 8-9 gelas /hari


4.     Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal

5.     Anjurkan orang tua untuk segera mengganti pakaian klien jika sudah basah oleh keringat
6.     Berikan terapi intravena dan obat-obatan sesuai dengan progam dokter
1.   Suhu 38,9-41,10c menunjukkan proses penyakit infeksi akut.
2.   Pemberian kompres membuat vasodilatasi
3.   Mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat selain itu untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
4.   Untuk memudahkan dalam proses penguapan



5.   Memberikan rasa kenyamanan bagi tubuh klien.



6.   Pemberian terapi intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai preparat yang diformulasikan untuk penurunan panas
Jam 14.00
1.     Mengobservasi tanda-tanda vital
Sb : 380c
N : 92x/mnt
R : 22x/m
TD: 110/70 mmHg
Jam 14.15
2.     Memberikan kompres air hangat pada dahi
3.     Menganjurkan anak untuk minum banyak air/jus jambu ± 8-9 gelas/hari
Jam 14.30
4.     Menganjurkan klien untuk memakai pakaian tipis yang mudah menyerap keringat
Jam 18.00
5.     Membantu menggati pakaian anak karena sudah basah oleh keringat

Jam 14.00
6.     Memberikan obat sanmol ¾ tab
Ocuson ¾ tab
Mengganti cairan IVFD RL 30 tts/mnt
Jam 22.00
S:
-        Klien mengatakan badan masih terasa panas
O:
-        Akral teraba panas
-        Sb : 37,80c
-        N : 92x/m
A:
Masalah peningkatan suhu tubuh belum teratasi
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan
2
Jumat
07/05/2010
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan

DS :
-         Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x
DO :
-    Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)
-     BB sekarang 25 kg
-    Bibir  tampak kering


Anak menunjukan kebutuhan nutrisi yang adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil:
-         Anak tidak merasa mual dan muntah
-         Nafsu makan meningkat
-         Porsi makan dihabiskan
-         BB kembali bertambah ½ kg
1.    Sajikan makan yang mudah ditelan, seperti bubur, serta dihidangkan selagi masih hangat

2.    Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering
3.    Catat  jumlah porsi makanan yang dihabiskan oleh klien tiap hari


4.    Pertahankan kebersihan mulut pasien
5.    Timbang berat badan tiap hari
6.    Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/nutrisi bagi anak terutama saat sakit
1.     Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja lambung untuk mencerna makanan dan menghindari rasa mual
2.     Karena porsi kecil biasanya ditoleransi dengan baik.




3.     Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan penentuan dalam pemberian diet yang selanjutnya.
4.     Untuk merangsang napsu makan
5.     Untuk membantu status nutrisi
6.     Makanan merupakan penambahan makanan bagi anak sakit

Jam 17.00
1.     Menyajikan makanan bubur, ikan, sayur, dalam keadaan hangat
2.     Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makan sedikit-sedikit tapi sering
Jam 17.30
3.     Mencatat jumlah porsi makanan yang dihabiskan ½ porsi
Jam 19.00
4.     Menganjurkan pada klien dan orang tua untuk mempertahankan kebersihan mulut dengan menggosok gigi.

Jam 21.00
5.     Menimbang berat badan
BB 25 kg
6.    Menjelaskan kepada orang tua manfaat nutisi bagi anak terutama saat sakit. harus menkonsumsi makanan yang bergizi untuk menambah stamina dan mempercepat proses penyembuhan
Jam 18.00
Melayani obat cefarox dan starmuno

Jam 22.00
S:
-       Klien mengatakan mulai ada napsu makan
O:
-       Makanan yang disajikan habis ½ porsi
-       BB 25 kg
-       Bibir tampak kering
A:
Masalah nutrisi belum teratasi
P:
Lanjutkan intevensi keperawatan


3.
Jumat
07/05/2010
Potensial terjadi perdarhan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan lebih lanjut
-        Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
-        Tampak bintik merah di kulit
-        Trombosit 73.000/dl
-       Leukosit 1000/dl

Tidak terjadi perdarahan lanjut setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil:
-        Tidak ada bintik-bintik merah di kulit
-        Trombosit kembali nnnormalnormanormal 150.000-normal 450.000/dl
-        Leukosit normal 6000-12000/dl

1.     Monitor tanda-tanda perdarahan



2.     Monitor penurunan trombosit

3.     Anjurkan anak untuk banyak istirahat





4.     Anjurkan anak untuk banyak minum

5.     Anjurkan agar anak tidak menggosok gigi dengan keras

6.     Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan trombosit dan pemberian terapi
1.    Untuk mengetahui apabila ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
2.    Untuk mengetahui perkembangan penyakit
3.    Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam proses penyembuhan
4.    Membantu meningkatkan jumlah trombosit dalam tubuh
5.    Merangsang terjadinya perdarahan dengan kadar trombosit turun
6.    Indentifikasi kadar trombosit dan memberikan tindakan secara tepat sehingga tanda-tanda perdarahan dapat diantisipasi lebih lanjut
Jam 15.00
1.    Memonitor tanda-tanda perdarahan yaitu bintik-bintik merah, yang timbul dikulit
2.    Memonitor jumlah penurunan trombosit
73.000/dl
Jam 15.30
3.    Menganjurkan kepada anak untuk beristirahat banyak dan mengurangi aktivitas yang berlebihan karena akan membutuhkan energi  lebih
Jam 16.00
4.     Menganjurkan kepada orang tua untuk lebih sering memberikan anak minum air/jus jambu yang banyak ± I gelas /jam
5.     Menganjurkan kepada anak untuk tidak menggosok gigi dengan keras karena akan merangsang terjadinya perdarahan.
Jam 18.00
6.     Mengambil darah untuk pemeriksaan Ht,Hb,trombosit sebanyak ± 2 cc
7.     Melayani trolit 1 sachet


Jam 22.00
S:
Klien mengatakan masih ada bintik merah di kedua kaki dan tangan
O:
-        Tampak bintik merah dikaki dan tangan
-        Trombosit 61.000/dl
-        Hb : 15 gr%
-        Ht : 43%


P:
Masalah potensial terjadi perdarahan
belum teratasi
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan
4
Jumat
07/05/2010
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai dengan
DS :
-       Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
DO :
-       Orang tua gelisah, dan mondar-mandir di ruangan




Keluarga menunjukkan perilaku koping posistif tentang anaknya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam dengan kriteria hasil :
Orang tua klien tenang dan memahami tentang penyakit anak dan terapinya.
1.     Kaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stres
2.     Ijinkan orang tua untuk ungkapkan perasaan dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan


3.     Identifikasi koping yang bisa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan.
4.     Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat anak atau keluarga menjadi lebih baik.


1.    Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian dan untuk menguatkan pemahaman keluarga
2.    Agar keluarga mendapat dukungan yang dibutuhkan sehingga kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dapat dimaksimalkan
3.    Untuk memberikan dukungan dan ketenangan sesuai kebutuhan




4.    Untuk memberikan perawatan yang optimal terhadap intervensi lanjut





Jam 20.00
1.     Menanyakan dan mengetahui kemampuan keluarga terhadap ambang stress karena klien baru pertama kali di rawat di RS
2.     Mengijinkan kesempatan kepada orang tua untuk mengekspresikan perasaan dimana orang tua cemas karena anak mereka belum sembuh sudah berapa kali diperiksa darahnya
3.     Mengetahui koping orang tua dalam menghadapi masalah sehingga dapat mengantisipasi keadaan dengan mendengarkan keluhan orang tua dan memberi penjelasan sehingga orang tua merasa dihargai dan rasa cemas dapat berkurang atau hilang.
Jam 22.00
S:
-    Orang tua memahami dan mengerti
O:
-    Orang tua tampak tenang

A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan tindakan keperawatan




D.  Tabel 3        
  CATATAN PERKEMBANGAN
RSU BETHESDA GMIM TOMOHON
Nama  :  T.S                                                                                           Paviliun : Debora
Umur  :   12 Tahun
Hari/ tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi
Keperawatan
Sabtu
08/05/2010
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus
Jam 14.00
1.  Mengontrol keadaan umum klien tampak sakit sedang kesadaran composmentis masih terpasang IVFD RL 30 tts/m
2.  Mengobservasi vital sign:
Sb : 37,60c
N : 90x/mnt
R: 20x/mnt
TD: 110/70 mmHg
3.  Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus jambu sebanyak 8-9 gelas/hari
Jam 16.00
4.  mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat
5.  Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat
6.  Menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat.
Jam 17.00
7.  Megobservasi vital sign :
Sb : 37,60c
N : 95 x/mnt
R : 22x/mnt
TD: 100/70 mmHg
Jam 22.00
8.  Melayani obat sanmol dan ocuson 1 tab
Jam 22.00
S:
-       Klien  mengatakan badan terasa hangat
O :
-       Akral hangat
-       Sb : 37,60c
A:
Masalah peningkatan suhu tubuh mulai teratasi
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan

















Sabtu
08/05/2010
Gangguan  nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan
Jam 15.00
1.  Menimbang berat badan klien  BB 25,5 kg
2.  Menganjurkan kepada klien makan sedikit-sedikit tapi sering
3.  Menganjurkan kepada klien untuk makan makanan selagi masih hangat.
Jam 18.00
4.  Melayani makan malam bubur, ikan sayur, ikan, makanan di habiskan ¾ porsi

Jam 22.00
S:
Klien  mengatakan sudah mulai banyak makan,
O:
-     Makanan yang disajikan habis ¾ porsi
-     BB 25 kg
A:
Masalah nutrisi mulai teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan



Sabtu
08/05/2010
Potensial terjadi perdarahan
Jam 16.00
1.  Mengobservasi tanda-tanda perdarahan, perdarahan spontan tidak ada
2.  Menganjurkan pada klien untuk minum air dan jus jambu ± 8-9 gelas/ hari agar trombosit cepat naik
Jam 19.00
3.  Mengambil darah untuk kontrol Hb, Ht, Tombosit.
4.  Mengatur tetesan cairan infus 30 tts/mnt
5.  Melayani obat trolit I sachet


Jam 22.00
S:
Orang tua mengatakn bintik merah  sudah mulai bekurang
A:
-       Bintik merah di tangan dan kaki mulai berkurang
-       Trombosit 85.000/dl
-       Hb : 13,3 gr%
-       Ht : 41 %
A:
Masalah  potensial terjadi perdarahan lanjut mulai teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan.














           CATATAN PERKEMBANGAN
RSU BETHESDA GMIM TOMOHON
Nama  :  T.S                                                                                           Paviliun : Debora
Umur  :   12 Tahun
Hari/ tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi
Keperawatan
Minggu 
09/05/2010
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus
Jam 14.00
1.  Mengontrol keadaan umum klien tampak sakit sedang kesadaran composmentis
2.  Mengobservasi vital sign:
Sb : 36,50c
N : 88x/mnt
R: 20x/mnt
TD: 100/70 mmH
3.  Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus jambu sebanyak 8-9 gelas/hari
Jam 16.00
4.  Mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat
5.  Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat
6.  Menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat.
Jam 17.00
7.  Megobservasi vital sign :
    Sb : 360c
    N : 90 x/mnt
    R : 22x/mnt
   TD: 100/70 mmHg
Jam 22.00
S:
-       Klien  mengatakan sudah tidak panas
O:
-       Akral hangat
-       Sb : 360c
A:
Masalah peningkatan suhu tubuh teratasi
P:
Pertahankan  tindakan keperawatan

















Minggu
09/05/2010
Gangguan  nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan
Jam 15.00
1.  Menimbang berat badan klien  BB 25,5 kg
2.  Menganjurkan kepada klien makan sedikit-sedikit tapi sering.
3.  Menganjurkan kepada klien untuk makan makanan selagi masih hangat.

Jam 18.00
4.  Melayani makan malam bubur, ikan sayur, ikan, makanan di habiskan 1 porsi

Jam 22.00
S:
Klien  mengatakan sudah mulai banyak makan, nafsu makan meningkat.
O:
-     Makanan yang disajikan habis 1 porsi
-     BB 25,5 kg
A:
Masalah nutrisi teratasi
P:
Pertahankan intervensi keperawatan



Minggu
09/05/2010
Potensial terjadi perdarahan
Jam 16.00
1.  Mengobservasi tanda-tanda perdarahan, perdarahan spontan tidak ada
2.  Menganjurkan pada klien untuk minum air dan jus jambu ± 8-9 gelas/ hari agar trombosit cepat naik
Jam 19.00
3.  Mengambil darah untuk kontrol Hb, Ht, Tombosit.
4.  Mengatur tetesan cairan infus 30 tts/mnt
5.  Melayani obat trolit I sachet


Jam 22.00
S:
Klien  mengatakn bintik merah hilang
A:
-       Bintik merah di tangan dan kaki sudah hilang
-       Trombosit
120.000/dl
-       Hb : 14 gr%
-       Ht : 41 %


A:
Masalah  potensial perdarahan lanjut tidak terjadi.
P:
Pertahankan intervensi keperawatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar